Minggu, 23 Januari 2011

Kepada Para Pecinta (Puisi)

 oleh HATI Muhasabah pada 14 Januari 2011 jam 21:32

Cinta adalah bagian dari fithrah, orang yang kehilangan cinta dia tidak normal tetapi banyak juga orang yang menderita karena cinta. Bersyukurlah orang-orang yang diberi cinta dan bisa menyikapi rasa cinta dengan tepat.
“Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik.” (Ali Imran: 14)

“Cintamu kepada sesuatu menjadikan kamu buta dan tuli” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)

''Nestapa Pecinta'''

Oh cinta dimanakah cinta
Jika nafsu yang berjaya
Oh iman dimanakah iman
Jika syetan jadi panutan

Muslim telah hilang
Sudah dianjung dihempaskan
Kebinasaan telah datang
Tiada ilmu suluh padam

Iman telah melayang
Cinta dijadikan alasan
Nafsu semata dan berbisa
Samakah nafsu dengan cinta

Aduhai muka berselimutkan cinta
Indahnya dikau rayu para wanita
Dengan perkataan dan pandangan
Bak madu yang amat menjijikan

Dengarlah, aku syetan di persembunyian
Yang menjelma muslim dalam cangkang
Sia-sialah aku beramal
Jika dunia kuanggap kekal

Kemanakah imanku pergi
Muslimku ditelan bumi
Hingga caci maki kubawa mati

Sampai neraka memanggil nanti

Cinta memang sudah ada di dalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Akan tetapi, kalau tidak hati-hati cinta bisa menulikan dan membutakan kita.

Cinta yang paling tinggi adalah cinta karena Allah cirinya adalah orang yang tidak memaksakan kehendaknya. Tapi ada juga cinta yang menjadi cobaan buat kita yaitu cinta yang lebih cenderung kepada maksiat. Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.

Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta, te tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita ataupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus. Cinta yang sejati adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja.

Cara untuk bisa mengendalikan rasa cinta adalah jaga pandangan, jangan berkhalwat berdua-duaan, jangan dekati zina dalam bentuk apapun dan jangan saling bersentuhan.
Bagi siapa yang membolehkan berpacaran, harus siap-siap menanggung resiko. Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak shalawat, dzikir, istighfar dan shalat sehingga kita tidak diperdaya oleh nafsu, karena nafsu yang akan memperdayakan kita. Sepertinya cinta padahal nafsu belaka.

“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat daripada binatang ternak.” (al-Furqan: 43-44).

Wahai Saudaraku, adakah sama nafsu dengan cinta?
“Sebelum mencintai yang lain, cintailah dulu Allah dan Rasul.”

Situs HATI Muhasabah : http://hatimuhasabah.blogspot.com/

2 komentar:

  1. "dirimu adl gambaran Tuhan mu, dan alam semesta ini adl gambaran diri mu"
    ku rela melepas cinta yang lain....
    sanggupkah?
    @hati : insyaallah rahmat n rohimNya senantiasa tercurah pd dirimu. asah slalu perasaan mu lwt bait2 indah mu. suatu saat dirimu dicintai Allah n RasulNya. wss.wr.wb

    BalasHapus
  2. Smg kita sllu dalam hidayah Nya,. ^_^

    BalasHapus